Sabtu, 07 Februari 2015

DANAU KACA KERINCI




danau kaca terletak di kabupaten kerinci propvinsi jambi.di daerah lempur. danau yang memiliki kebeningan seprti aqurium. waktu yg di butuhkan untuk perjalanan dari kota sungai penuh ke danau kaca lebih kurang 6jam..  2jam pake mobil  4jam nya ente musti jalan kaki sambil jalan kaki ente2 akan merasakan ke indahan alam yg masih di lindungi TNKS.. penasaran.   nah maka nya di jajal

MASAKAN KHAS KERINCI IKAN SEMAH



Gulai Ikan Semah merupakan makanan khas Kerinci yang digemari oleh banyak masyarakat Kerinci. Populasi ikan Semah yang hanya hidup di sepanjang Sungai Batang Merangin dan Danau Kerinci ini terancam punah, karena selalu diburu oleh masyarakat. Saat berkunjung ke Kerinci hanya yang beruntung saja dapat menikmati kelezatan ikan ini.

MAKANAN JO MINUMAN DARI RANAH MINANG

Makan dan Minuman Khas Ranah Minang

by Harry Hank  |  in Wisata Sumatera Barat 

Setiap daerah mempunyai makanan dan minuman masing dari daerah tersebut, kali ini saya akan memperkenalkan makanan dan minuman khas ranah minang. So bagi yang berkunjung ke ranah minang jangan sampai kelewatan yah.

1. Masakan Randang 
siapa yang ngk tahu dengan makanan ini, setiap kali menyebut masakan randang semua orang pasti akan mengingat ranah minang. makanan khas ranah minang ini sudah menjuru dunia, dan dari negara eropa dan amerika yang membuka restoran indonesia sudah ada menu masakan randang ini.

ada beberapa jenis masakan randang ini (sepengetahuan Penulis) : 1. Randang Basah dan 2. Randang Kariang.
pernah saya mencoba masakan randang di luar daerah ranah minang tapi rasanya berbeda sekali yang mana saya rasakan di kampung sendiri. sekarnag ini orang membuat rendang butuh waktu beberapa jam sudah jadi, dan sudah ada juga bumbu yang jadinya. tapi kalau yang aslinya membuat masakan randang ini membutuhkan waktu sekitaran 6-10 jam. kalau ngk percaya coba saja datang ke tempat suatu pernikahan lalu pergi kedapurnya.

2. Teh Talua ( Teh Telor )

Hmmmm.. minuman kesukaan saya yang satu ini, kenapa ngk minuman yang simpel dan mempunyai rasa khas ini mempunyai engeri yang besar setelah meminumnya, tapi hati2 juga buat anda yang mempunyai tekanan darah tinggi atau pertama kali coba, beberapa teman saya yang pertama kali coba katanya badanya rada-rada panas. tapi kalau sudah biasa ngk ada masalah juga.
hampir setiap malam kalau ada ngumpul2 sama teman di cafe atau rumah makan akan pesan minuman teh talua ini. hampir semua cafe dan restoran/rumah makan menyediakan minuman teh talua, jadi saya tidak susah2 mencarinya.

ada beberapa teman2 saya kalau ingin mengetahui rumah makan padang di jawa itu orang padang atau ngknya, gampang saja membuktikannya, saat tanya minuman minta saja "TEH TELUA" kalau dia memberikan segelas TEH dan sebutir Telur bearti bukan orang padang tu. heheh cuma ini hanya sebuah gurauan juga, tapi saya pernah membuktikannya di daerah jakarta ada sebuah rumah makan padang, saat saya minta "TEH TALUA" malahan karyawannya bingung hahhaha.

3. Karupuak Sanjai ( Kerupuk Sanjai )
Karupuak Sanjai terbuat dari ubi singkong yang diparut tipis lalu digoreng dan diberi garam sebagai 
Penyedapnya. Kerupuk ini amat populer sebagai makanan oleh-oleh khas kota BukitinggiSumatera Barat. Kerupuk sanjai terdiri dari berbagai rasa antara lain ( sepengetahuan Penulis )kalau ada yang lain saya mohon maaf :D :
1. Karupuak Sanjai Tawar adalah kerupuk sanjai yang tidak menggunakan lado(cabai) ataupun Gula merah melainkan hanya diberi garam.
2. Karupuak Sanjai Saka adalah Kerupuk sanjai yang diberi/dioleskan Gula merah.
3. Karupuak Balado adalah Kerupuk sanjai yang diberi bumbu balado yang rasanya padeh (pedas) manih (Manis).
tapi semua jenis rasa sangat gurih dan enak buat menjadi cemilan saat berkumpul bersama sanak saudara atau sebgai oleh-oleh / buah tangan untuk keluarga atau teman.




4. Karak Kaliang/ Karupuak Angko Dalapan 
keripik sanjai yang berbentuk angka delapan terbuat dari tepung ubi yang enak.  ocok untuk cemilan waktu santai. kalau untuk nama kadang2 ada yang menyebutnya Karak Kaliang, dan ada juga Karupuak Angko dalapan, dan ada juga yang menyebutnya Sanjai Angko Dalapan. apapun namanya yang penting yang di tuju sama :D.
Biasanya Karupuak Angko dalapan ini sering di beli orang dengan pasangan nya karupuak sanjai.

5. Dendeng Batokok


Dendeng batokok adalah masakan khas Sumatera Barat dibuat dari irisan tipis dan lebar daging sapi setelah diiris tipis melebar lalu dipukul-pukul dengan batu cobek supaya daging nya menjadi lembut. Dan kemudian makanan ini diberi cabai hijau yang diiris kasar.Nyam..nyam enak baget deh kalau dendeng batokok ini, ngapain dendengnya cabe nya aja sudah enak, ngk perncaya cobain aja bakalan kecanduan deh :D.


6. Gulai Itiak (bebek)


Gulai itiak (itik) makanan khas yang terkenal dari Koto Gadang Agam, di Bukittinggi yang terletak tidak jauh dari Koto Gadang gulai itiak disebut tanak ko

ASAL USUL COCA COLA


John Stith Pemberton yang juga ahli farmasi ini mungkin tak menyangka jika dirinya akan menjadi orang terkaya karena minuman racikannya.
Siapa yang menyangka bahwa penemu Coca Cola adalah seorang ahli farmasi. John Stith Pemberton seorang ahli farmasi tersebut, karena Pemberton sering membuat farmasi dan membuat beberapa obat-obatan yang manjur untuk masyarakat. Tapi karena ingin berbisnis, Pemberton akhirnya membuat minuman alkohol dengan campuran biji kola. Karena alkohol dilarang, Pemberton hanya membuat campuran biji kola dengan ramuan yang kini masih menjadi rahasia tersebut.
Itulah sedikit gambaran dari Pemberton yang menjadikan Coca-Cola menjadi minuman ringan nomor satu didunia. Bahkan Coca-Cola pernah menjadi brand paling berpengaruh pada tahun 2011. Sekarang simak kisah Pemberton dalan membaut Coca-Cola.

Seorang ahli farmasi

Pemberton yang lahir pada tahun 1931 di Georgia, Amerika Serikat merupakan lulusan dari Universitas Philadelphia dan mendapatkan gelar kedokteran di bidang farmasi. Setelah itu hari-hari Pemberton diisi dengan meracik obat-obatan. Selain bekerja sebagai ahli farmasi, dia pernah menjadi tentara karena di Amerika Serikat pada saat itu terjadi perang saudara. Pemberton sempat berpindah tempat, sebelum akhirnya menetap di Georgia kembali.

Hikmah luka perang

Ternyata, Pemberton luka dalam perang. Bahkan, dia harus menderita karena mengalami pendarahan di perut yang cukup hebat. Setelah kembali ke Georgia, Pemberton harus menggantungkan hidupnya dengan pain killer, yaitu morfin. Dasar tukang farmasi, Pemberton tidak mau terus-terusan mengkomsumsi morfin yang berharga mahal. Dia akhirnya membuat ‘pain killer’ sendiri yaitu yang dibuatnya dari kokain dan biji kola. Minuman bikinannya tersebut dinamakan French Wine Cola. Jadi, kalau Pemberton tidak terkena luka dalam perang, mungkin Coca-Cola tidak pernah ada.

Mulai menjual cola

Karena semakin merebaknya kokain, Amerika Serikat mengharamkan kokain. Akhirnya Pemberton menghilangkan unsur kokain dan bereksperimen lain. Menurut sejarah dari Coca-cola sendiri, Pemberton secara tidak sengaja mencampurkan sirup bersoda kedalam larutan biji kola tersebut. Ternyata rasa yang dihasilkan lebih enak dan dia mulai berpikir untuk menjual produknya dibandingkan menjadi obat.
Bersama partnernya waktu itu adalah Frank Mason Robinson menjual secara masal. Mereka berdua meracik manual dengan biji kola, gula, asam sitrat dan sirup soda. Mereka berusaha menjual keliling Georgia, bahkan mereka harus menjual secara gratis, tetepi penjualannya tidak meningkat. Setelah satu tahun, Pemberton berpikir bahwa dia tidak ahli dalam menjual barang, tetapi produknya harus bisa dinikmati oleh masyarakat diseluruh dunia.
Pendiri Coca Cola yang Malah Mati Miskin best people berita bisnis  studentpreneur

Menjual resep

Jika Pemberton mengetahui Coca-Cola sudah sebesar sekarang mungkin dia tidak akan melakukan ini. Ya, Pemberton menjual resepnya kepada seorang pedagang kaya raya bernama Asa Candler seharga 2.300 dolar. Yang dilakukan Candler pertama kali adalah, memberikan kemasan.
Coca-Cola dijual pertama kali disebuah kedai dengan tulisan besar bertuliskan ‘Coca-Cola’ yang menarik pengunjung. Hanya dalam beberapa jam, minuman tersebut habis. Pada tahun 1892, akhirnya Candler membuat perusahaan Coca-Cola Company sampai sekarang. Lalu bagaimana nasib Pemberton, dia meninggal pada usia 1888, dengan keadaan miskin dan ketagihan morfin.

Keputusan Pemberton untuk menjual resep Coca-Cola memang sangat bersiko. Tetapi Pemberton ingin resepnya terus dapat digunakan hingga masa mendatang. Karena sudah sangat bangkrut dan membutuhkan uang, Pemberton pun menjualnya.

Jumat, 06 Februari 2015

PASAN MAMAK VII

Gurindam "PASAN MAMAK" VII
(Niat nan Sungguah)
Mancogok pasan mamak ka tujuah
Nan mamak kirimkan dari jauah
Kok lai kaganti suluah
Panarang narangi bajalan subuah
Umpamo sabatang buluah
Baniat nak jadi pambuluah
Ma aliakan ayie ka baruah
Kok lai tasiram tanaman tumbuah
Atau kok indak pambasuah basuah
Pahilangkan nan kumuah kumuah
Kok lai janiah nan karuah karuah
Ibarat ubek ganti piruruah
Atau mungkin ka jadi palupuah
Ka tampek kamanakan basimpuah
Mandanga pituah jo pitaruah
Kok lai masuak ciek dalam sapuluah
Atau kok lai ka jadi tabuah
Mamak cubo cubo mangguguah
Manjagokan kamanakan sadang bakaruah
Jan talambek sumbayang subuah
Andaikan indak bapangaruah
Kamanakan mandanga acuah tak acuah
Indak manganai jo manyintuah
Kada di ubek tukak nan tumbuah
Umpamo manumbuak kurang caruah
Bareh saganggam atahnyo sambuah
Bukan karano alu nan layuah
Padi tu bana nan batangguah
Tapi nan mamak baniat sungguah
Walau kabara hujan jo guruah
Layie cabiak dayuang kok rapuah
Ombak gilo badai mamupuah
Patah kapak batungkek paruah
Nan sampan tatap ka mamak kayuah
Mamak cubo mambongka sauah
Santano lai tampek balabuah
Di urak tali nan basauah
Di luruihkan nan bapiyuah
Sapanjang nan bisa dan amuah
Sakadar pa ubek hati nan lintuah
Jikok di agak i sungguah sungguah
Ayah jo bundo banyak nan rusuah
Banyak mamak nan ba pangaruah
Aka panjang tapi ciluah
Nan lah barasieh nyo buek karuah
Nan tanang nyo daruah-daruah
Baa urang nak kisruah
Sanang mancaliek urang ma aduah
Lah hilang ayie di lulua pambuluah
Rumah rampak suraulah runtuah
Kayu nan rimbun lah kanai tutuah
Lah hilang tampek bataduah
Iko dek ulah kurang asuah
Salah jalan salah tampuah
Akhienyo banyak nan lumpuah
Kaki sakik tungkai malapuah
Lah bak ayam patah susuah
Basorak sapanjang labuah
Samo sajo kukuak jo languah
Lah takuik mancaliek puyuah
Hiduik kok indak bapanaruah
Nan ado hanyo duto jo kicuah
Alamat di ayie ka bapaluah
Dek ulah di sumpahi aruah…
Rang Baso ka Payokumbuah
Singgah lalu ka situjuah
Bumi taban langik nak runtuah
Salah jo bana usah di ganduah....

Selasa, 03 Februari 2015

PASAN MAMAK VI

Gurindam "PASAN MAMAK" VI
(Tigo macam parampuan)
Kamanakan juo kato mamak
Alun pueh mamak batutua
Gurindam ka anam cubolah simak
Kaganti pamenan tidua
Banyak istilah kito di minang
Manggambarkan kaum rang padusi
Jikok disibak tarang tarang
Sarek makna jo arati
Dalam surek nan ka anamko
Ka mamak cubo manjalehkan
Ka buah tutua dek urang tuo
Gurindam adat mangatokan
Tigo macamnyo parampuan
Nan jadi pameo dalam kampuang
Jikok di inok dipikiakan
Indak sadonyo nan bundo kanduang
Nan partamo parampuan SIMAREWAN
Kaduo MAMBANG TALI AWAN
Katigo sabana PARAMPUAN
Danga di kamanakan mamak uraikan
Nan disabuik SIMAREWAN
Kurang adat kurang taratik
Jarang baso jauah sopan
Hiduik sarupo mambalakang ka langik
Bakoroang kampuang indak jaleh
Jo tetangga indak paduli
Tukang asuang silangkaneh
Pambuek cabuah dalam nagari
Adat indak nyo isi
Limbago indaknyo tuang
Bak cando hiduik indak kamati
Dunia bak katonyo surang
Basutan dimato barajo dihati
Durako kapado ibu jo bapak
Himbau nan indak nyo sahuti
Sakali suruah saribu anggak
Dek ranggaek indak ta tagah
Dek laki indak ta ambekan
Acok dilua pado dirumah
Rumah tangga nyo abaikan
Lupo diri lupo jo malu
Awak lah ibu rumah tanggo
Kadang laki basangko babu
Awak bak cando juragannyo
Indak mamikie hiduik susah
Taunyo ado jo cukuik
Usah disabuik badan salah
Amuah baparang adu muluik
Usah ditiru nan bak kian
Dunia akhirat kamakan cilako
Ba pandai dalam pargaulan
Pandai manjago rumah tanggo
Nan ka duo kok dibaco
Banamo MAMBANG TALI AWAN
Saroman balain rupo
Sairiang batuka jalan
Kok mangecek pantang kalah
Bak cando awak nan paliang santiang
Tinggi hati somboang jo pongah
Pantang bana ka tagandiang
Bunyi tutua marandang kacang
Indak manaruah paruik lipek
Indak ma agak jo manenggang
Urang mandanga ka ma upek
Kok ma ota barami rami
Mancaritokan laki surang
Nan sayangnyo allahurabbi
Sagalonyo labieh dari urang
Indak bacacek saketek juo
Indak samo jo laki urang
Lah tingga tulang jo kulik sajo
Bakatokan juo paliang sanang
Kahilie mudiak maajan tuah
Mamanggakkan apo nan punyo
Laki lah cando sapi parah
Awak mabuak manyasok juo.
Nan katigo di sabuik PARAMPUAN
Iko lah istri nan saleha
Tau di malu dengan sopan
Mamakaikan adat jo budaya
Lamah lambuik kok batutua
Budi elok laku katuju
Rahasio dapua sumua jo kasua
Urang lain ndak paralu tau
Nan tuo bamuliakan
Nan ketek dikasihi
Pandai bagarah bakucindan
Taat ibadat jo mangaji
Bijaksana kato rang kini
Pandai malenggang dinan sampik
Tau manjago hati laki
Paham bana hiduik nan sulik
Balayie biduak silenggang
Karucuik jo saliguri
Dinan rumik pandai batenggang
Tando bamain aka jo budi
Limpapeh rumah nan gadang
Sumarak anjuang paranginan
Samo maraso sakik jo sanang
Ka jadi suri jo tauladan
Malabihi ma ancak ancak
Mangurangi sio sio
Tau di bateh jo agak
Tandonyo paham jo kiro kiro
Ikolah sipat nan ka ditiru
Nak salamat dinie akhirat
Tapaliharo tingkah jo laku
Tandonyo padusi ba martabat
Urang bijak mangatokan
Harato jo kakayaan
Hanyo mampu ma sejahterakan
Tapi bukan mam bahagikan
Nan kayo sasungguahnyo
Urang nan pandai mansyukuri
Bijak menikmati hasie usaho
Disinan bahagia nan hakiki
Mudah mudahan nan mamak sampaikan
Isuak untuang gadang gunonyo
Insyaallah kamanakan rasokan
Buah tutua mamak nangko.

PASAN MAMAK V

Gurindam "PASAN MAMAK" V
(Jan manjadi "KACANG MIANG")
Kamanakan mamak pamenan mato
Buah hati limpo bakuruang
Lah ampek surek kamanakan tarimo
Nan carito mamak masih tangguang
Dek sabab karano itu
Simak dek kamanakan sabuah lai
Umpamo nan indak patuik ditiru
Toloang disimak dipalajari
Disurek ka tigo jo ka ampek
Lah mamak cubo manyampaikan
Contoh umpamo nan tasirek
Santano jadi tanaman
Usah manjadi kacang miang
Gatanyo labiah bak biluluak
Lain asiang jo jilatang
Sakuliliang urang nan mabuak
Kok dicaliek sapinteh lalu
Baiak bantuak maupun rono
Banyak urang nan tatipu
Takicuah pandangan mato
Lagak bak cando kacang panjang
Manggagai tagak jo junjuang
Badaun babungo kambang
Babuah samo tagantuang
Buah bak cando kacang paga
Babulu bak kacang ramang
Bak buncih daunyo leba
Babuah sapanjang gagang
Ditanah tumbuah manjala
Jo kayu hiduik manompang
Manggagai sapanjang aka
Malilik sapanjang batang
Bulu bakilek ka amehan
Nyampang ditimpo matohari
Bungonyo rancak ka pamenan
Babagai rono jo ragi
Tapi kok indak hati
Tadayo jo bantuak rupo
Alamat ka sansai badan diri
Sampai mati indak ka lupo
Bungo rancak salimuik diri
Guno tak labiah ka palagak
Miang bakilek dek matohari
Pangicuah mato rang banyak
Kok lakek miang di badan
Hari kok sadang tangah hari
Mungkin malu talupokan
Amuah rasonyo batilanjang diri
Usah disabuik ka malendo
Apo lai nak manggisie
Kok nyampang kancang angina tibo
Usah taragak nak ma ampie
Gatanyo allhurabbi
Digauik makin batambah
Di gosok tambah manjadi
Dibiakan batambah parah
Cando digigik samuik api
Bak di pantak salimbado
Padieh kkok lai tatahani
Nan gatanyo indak ta kao
Banyak pulo nan bamiang
Tapi nan iko talabiah bana
Labieh gata dari jilatang
Miang rabuang alun lai bara
Gatah biluluak tasabuik juo
Buah anau kato rang banyak
Tapi kok tau jo caronyo
Lamak bana untuak kolak
Tapi nan iko kok disabuik
Indak baguno ciek juo
Dibalah tujuah sahalai rambuik
Gatanyo labieh sakapalo
Jadi pameo urang sa isuak
Jadi gunjiang dek rang tuo
Rang sumando parangai buruak
Kacang miang ka tambiehnyo
Mabuak mangieh jo manggisie
Pangka bala dalam kampuang
Bak minyak bacampua ayie
Tatap tasisieh dalam tabuang
Jauahkan sifat sarupo itu
Dunie akhirat urang manyumpah
Hiduik kok indak ka mambantu
Jan pulo urang dibuek susah
Pandai pandai hiduik jo lingkuang
Usah ditiru kacang miang
Kok ingin juo tumbuah bajunjuang
Tirulah siriah bagagang
Masih banyak contoh nan lain
Contoh lah cukuik dari alam
Nan lahie manganduang batin
Nan tasurek sireki paham
Insyaallah dilain hari
Mamak ka cubo manambahkan
Panjang umua murah rasaki
Tasilau juo kamanakan
Cupak panuah gantang balanjuang
Nyampang batamu saliter indak
Usah salahkan sarueh batuang
Mamak manggantang nan kurak bijak
Bana nan datang dari Illahi
Manusia basifat alpa
Kok salah mamak mangaji
Usah surek kamanakan baka....

Senin, 02 Februari 2015

PASAN MAMAK IV

Gurindam "PASAN MAMAK" IV
(Jauahi sifat Banalu)
Nan kanduang gadih nan jombang
Kamanakan dek badan diri
Lah tigo surek malayang
Nyampang kok alun tapahami
Mamak ulang sakali lai
Disurek nan ka ampek
Ibarat urang mangaji
Di ulang ulang kok lai dapek
Dibulak baliak bak mamanggang
Di ulang ulang bak manyapuah
Kalau disimak tarang tarang
Jo kieh mamak bapitaruah
Baitulah kito urang diminang
Ma aja anak kamanakan
Indak bacurito taruih tarang
Tapi ba umpamo ba kiasan
Alam takambang jadi guru
Baraja ka pangalaman
Ado nan patuik ditiru
Ado nan pantang dilakukan
Mamak sabuikkan hiduik karambie
Ka jadi contoh jo tauladan
Kok lai ka jadi buah pikia
Ka bungo lalok dalam rasian
Sabanyak nan elok contoh diliek
Nan buruaknyo sagitu pulo
Kok disabuikkan salah ciek
Sipat banalu ka mamak baco
Indak nan tau surang juo
Asa mulonyo kok dikaji
Nan jaleh dipandang mato
Dek buruang limbago tajadi
Manempe di rantiang kayu
Barubah jadi cindawan
Manuruik bahaso urang ulemu
Parasit rang namokan
Keteknyo ta anjo anjo
Lah gadang ta bao bao
Lah tuo barubah tido
Hiduik manggaduah jo manyeso
Sarupo cindawan tumbuah di tunggua
Umpamo sakek tumbuah di batang
Sarupo lumuik di tunggua
Bak hilalang kok di ladang
Di basi jadi karawek
Umpamo kanker dalam darah
Di rimbo umpamo acek
Di sawah ibarat lintah
Dima sajo hiduik bagantuang
Lah kuruih urang dek awak
Makan hati ba ulam jantuang
Tingga manunggu mati tagak
Li ketekhiduik manompang
Lah gadang citonyo buruak
Lah payah batang dek batenggang
Urang basangko aleh duduak
Pucua layua daunlah rogek
Maratok limau nak babuah
Awak badaun labek
Urek haram manggapai tanah
Baladang dipungguang kawan
Bak mamapeh dalam balango
Lah abih urang dek umpan
Awak tingga mangganyuik sajo
Manuhuak kawan sairiang
Mangguntiang dalam lipatan
Sadang lai urang babimbiang
Lah kuruih baniat maninggakan
Manuruik carito guru mangaji
Kok basuo dipaparangan
Halal darahnyo tumpah ka bumi
Ba itu agamo ma ajakan
Uranglah jadi aleh duduak
Darahnyo basasok juo
Manangih limau nak bapucuak
Nan rimbun ka awak juo
Sabalun lapuak batang jo urek
Nan tumpang alun baranti
Ba itu bana niat nan jaek
Walau ka sam samo mati
Usah ditiru nan bak nantun
Gadang dosonya di balakang
Doso nan indak dapek ampun
Dunie akhirat di upek urang
Masih banyak contoh nan nyato
Kalau lai namuah manyimak
Insyaallah minggu dimuko
Kito ulang baliak manyibak
Sapanjang nan mamak sabuikkan
Kok ado nan kurang jaleh
Ka mandeh cubo tanyokan
Dek ayah itulah kameh
Kini sahinggo iko dahulu
Pinto mamak indak doh banyak
Ka ganti palapeh rindu
Cubolah baleh surek mamak
Puaso tibo rayo ka datang
Minal aizin wal faizin
Santano alun talakik pulang
Maafkan mamak lahie batin
Sampaikan salam ka nenek
Ka angku ba itu pulo
Pandai pandai kamanakan manjawek
Kok nyampang baliau batanyo.

PASAN MAMAK III

Gurindam "PASAN MAMAK" III
(Tirulah Hiduik Karambie)
Kamanakan kanduang dek mamak
Pawarih pusako lamo
Sabuah lai cubolah simak
Surek mamak nan ka tigo
Lah duo surek malayang
Lah cukuik panjang isi carito
Kalau disimak tarang tarang
Mungkin isuak ado gunonyo
Didalam surek nan dahulu
Lah disabuik dicontohkan
Kamanakan ibarat tanaman suku
Nan kajadi suri jo tauladan
Banyak tanaman ka jadi kiasan
Alam takambang kajadi guru
Ado nan elok ka tauladan
Ado nan indak patuik di tiru
Ciek lai kajadi pikie
Patuik ka jadi contoh juo
Tirulah hiduik karambie
Gadang guno manpaatnyo
Kok tumbuah indak mamantang
Tanah data jo nan landai
Tangah rimbo tangah padang
Walau ka tumbuah tapi pantai
Baitu limbago kalua
Indak usah di pupuak disirami
Barabuik urek manjala
Cukuik hiduik jo ambun pagi
Muloi badaun sahalai duo
Badanlah siap rang gunokan
Indak ado nan sio sio
Tagantuang nan punyo manjadikan
Pucuak ka janur gaba gaba
Panyonsoang alek nan datang
Tagak samo jo marawa
Lambang adat pusako Minang
Baransua tuo saketek
Batambah banyak rang gunokan
Daun ka jadi bungkuih katupek
Lidi ka sate jo sapu halaman
Saumpamo tuo dipalapah
Indak ka tabuang sio sio
Ka paga banieh urang disawah
Kadang ka atok dangau rundo
Nyampang talakik badan babuah
Nan mananam lah pulang pokok
Baruakpun sato dapek upah
Baitu bana urang dek arok
Kok di hituang pulo guno buah
Indak nan mubazie ciek juo
Babagai bagai urang olah
Baiak nan mudo ataupun tuo
Sabuik ka jadi aleh kaki
Tampuruang guno baragam
Santan amuah ka mari jadi
Sampalah makanan ayam
Buah mudo kaganti ubek
Makin tuo banyak gunonyo
Baralek gadang baralek ketek
Nan badan tabao sato
Kadang jaso rang lupokan
Nasib jo garam samo sajo
Nyampang talamak urang makan
Cancang kambiang dapek namo
Kok batangnyo ka dibaco
Ka tiang tunggak jo jambatan
Ka bangunan apo sajo
Ka ganti ruyuang lantai papan
Nan labieh pulo dari itu
Sipat karambie kok dibaco
Indak bamusim ba wakatu
Babuah indak bakutiko
Bara bana ka paneh hari
Nan buah ba rayie juo
Samakin tuo makin dicari
Sulik nan lain ka tandiangnyo
Pantang badabuak dari tandan
Walau ka ribuik gampo rayo
Nyampang dipanjek rang ampehan
Raso santan barubah tido
Hiduik nan indak banyak kandak
Tapi tumbuah mambaleh guno
Pupuak indak basiram indak
Nan badan gadang jasonyo
Ikolah contoh jo umpamo
Nan kajadi andai jo misa
Indak mangaja tuah jo namo
Tapi lillahita’ala
Untuang kok lai tapahami
Pandai mambaco nan tasirek
Pandai pandai manjagi diri
Elok elok kok babuek
Banyak di kito nan tasuo
Dicari namo upek nan dapek
Apo pulo ka contohnyo
Mamak jalehkan di surek ka ampek
Kini sahinggo iko dahulu
Doakan mamak panjang umua
Talakik juo kito batamu
Sabalun mamak masuak kubua
Sampaikan salam ka ayah jo bundo
Ka nenek talabiah bana
Mamak nan bukan marantau cino
Sadang tagadai badan di jawa
Insyaallah suatu maso
Nan pulang ka mamak kayaikan
Tunggulah mamak di muaro
Kok indak jo kapa mungkin jo sampan

PASAN MAMAK II

Gurindam "PASAN MAMAK" II
(Harapan mandeh)
Ado namonyo kutu lompek
Ado nan wereang jo pianggang
Baratuih macamnyo ulek
Sakian pulo macam,nyo kumbang
Babagai gaya jo caronyo
Dari nan haluih sampai nan kasa
Indak nan elok ciek juo
Sadonyo ka buah sasa
Nan haluih masuak di urek
Sampai ka putiaknyo manjala
Di lua tampak buah bakilek
Di dalam busuak jo bata
Ado nan kasa tarang tarangan
Basayok hamo nan hinggok
Indak doh usak dari tandan
Tapi lah tandeh kanai cotok
Nan paliang buruak kok dikaji
Talengah samalam sajo
Talambek badan ma awasi
Isuaklah tingga sajo tampuaknyo
Ayah baparak tapi labuah
Iko bana mamak nan bedo
Sadang mamajek urang lai namuah
Konon pulo tingga manjambo
Usah talalu picayo diri
Walaupun tumbuah kalindungan
Sadang durian kuliknyo baduri
Indak surang juo nan takuik makan
Walau parak paga balingkuang
Tinggi sulik ka di awai
Sadangkan karambie ba tampuruang
Lai cempoang ulah dek tupai
Itulah ibarat jo umpamo
Bukannyo cameh balabihan
Mamak mancaliek lai seso
Kononlah ayah nan manggadangkan
Usah panggakkan buah nan kuniang
Bara bana harumnyo badan
Kalau lah dendeang mangaja kuciang
Balungguak sasa kamudian
Nan basayok barabuik hinggok
Ramo ramo nak sato pulo
Kumbang mabuak nak mahisok
Hamo jo ulek usah dibaco
Awak kok tumbuah tapi jalan
Indak baragan urang ma ampie
Paga kok randah jambo jamboan
Alamat ka tandeh kanai gutie
Buah gadang putiak talampau
Lah mangka mangko ka bedo
Ibarat lapeh di muluik harimau
Muluik buayo lah mangango
Kok siang di agah tupai
Malam di lalah kalilawa
Sadangkan tinggi lai rang gagai
Konon pulo tingga manyemba
Dek sabab karano itu
Elok elok mamacik tampuak
Jan tamakan bujuak jo rayu
Bara bana urang manjuluak
Jadilah tanaman nan baguno
Yo bana masak di batang
Disinan badan baharago
Dima pasa dicari urang
Lah banyak contoh nan jaleh
Dek ulah kanai rayuan
Tampuak alun rela malapeh
Badan lah jatuah dek pinggalan
Nak arok capek kakaranjang
Tampuak bagatah batinggakan
Lai bana di bali urang
Lah bagigik baru rang campakkan
Akhienyo jadi antimun bungkuak
Manyasa urang mamakan
Guno tak labiah ka panukuak
Panambah barek timbangan
Lah abih dayo jo usaho
Asa indak lupo jo diri
Itulah takdir Nan Kuaso
Sasa nan indak ado lai
Bamacam macam pituah rang tuo
Nan ka jadi contoh jo tuladan
Banyak ragam jo tambiahnyo
Disurek katigo mamak jalehkan..

PASAN MAMAK I

GURINDAM "PASAN MAMAK" I
(Hari kalahiran)
Nan kanduang kamanakan mamak
Buah hati ayah jo bundo
Dek kamanakan cubolah simak
Dangakan mamak bacurito
Kok indak salah mamak mahituang
Di agak agak sampai kini
Takalo kamanakan ka dibaduang
Mamak maliek partamo sakali
Ditanggal samo bulan nan samo
Sakian tahun maso dulu
Dihituang sampai kiniko
Indak taraso wakatu balalu
Dihari baiak bulan nan baiakko
Tanggal kalahiran kamanakan
Mamak tulih gurindam ka ganti kado
Pitih tak mungkin mamak kirimkan
Mamak bukanlah urang kayo
Cadiak indak pandaipun bukan
Hanyo sabagai tandonyo cinto
Apo nan ado nan mamak barikan
Sapanjang sara’ nan mangato
Di adat ka mamak pakaikan
Kok senteang bilai di bundo
Kok kurang ayah ka mancukuikkan
Diri mamak kok dipandangi
Bukan maratok manyasa untuang
Banang sahalai umpamo tali
Putuih kamanakan nan ka manyambuang
Walaupun mamak tanaman joloang
Didalam suku tanaman tuo
Tapi umpamo karambie condoang
Ka parak urang jatuah buahnyo
Lah kariang tanah manggadangkan
Lah latieh manyiram pagi patang
Hutang pupuak alun talansaikan
Buah lah dulu di ansua urang
Nan labieh cameh dalam hati
Tantu kamanakan lah tau juo
Mamak indak baranak padusi
Baranak jantan surang pulo
Si upiak si buyuang sinan
Nan gadang nan ketek iyo
Kok etek ka ditanyokan
Panghulu indak ba datuak tido
Tapi samantangpun ba itu
Bialah mamak jo untuangnyo
Tigo bulan dikanduang ibu
Suratanlah sudah jo garih nyo
Indak doh mamak bimbang jo ragu
Sakarek indak ba hati sumbiang
Kok barek bana baban di pangku
Nan kamanakan ka mamak bimbiang
Mamak jambokan sapanjang tangan
Mamak uluakan sapanjang tali
Ba itu adat ma ajakan
Walau lah banyak nan lupo kini
Ka tukuak tambah dari mamak
Indak malabihi dari ayah
Dek kamanakan cubolah simak
Mamak ka muloi basajarah
Takalo maso dahulunyo
Sabalun barabalun
Alun baputiek jo babungo
Alun babatang jo badaun
Niat tasimpan dalam hati
Dirunggo dado ayah jo bundo
Taruko baru ka jadi
Baru sajo mangaka bijo
Ayah badoa pado nan Kuaso
Mandeh bakandak pado Illahi
Kok layie anak nan dicito
Kapangganti badan diri
Diwarih nan ka bajawek
Dipusako nan ka batoloang
Indak dibilang jarieh jo panek
Lamo jo maso indak dihetoang
Kok layie anak laki laki
Umpamo ameh jo parmato
Ibarat cincin di jari
Ka panyonsoang tamu kok tibo
Ka tungkek pamanih jalan
Ka karih pamaga adat
Panjago warih katurunan
Ka pambela dunie akhirat
Kok nyampang layie anak padusi
Ibarat bungo di halaman
Hiasan dalam nagari
Sumarak anjuang paranginan
Barakat doa jo pintak
Masonyo Allah ka mambari
Balaku juo kironyo pintak
Sambilan bulan sapuluah hari
Layielah anak parampuan
Sahari layie sahari banamo
Namo indak ka mamak sabuikkan
Tapi baa manggadangkannyo
Sajak muloi turun mandi
Sampai pandai jalan surang
Anak pamenan patang pagi
Bak cando intan bakarang
Dijujuang bagai makuto
Hiasan dalam kampuang
Ditanai bagai gumalo
Ka jadi sumarak anjuang
Di asuah sikola jo mangaji
Di aja adat sopan santun
Dari sahari ka sahari
Sampai babilang tahun
Dibalikan subang jo galang
Dipakaikan ameh balampih
Dari ketek dinanti gadang
Sampai manjadi anak gadih
Kok dipandang kapado umua
Kinilah masuak tujuah baleh
Dari dapua sumua jo kasua
Kamanakan lah patuik tau jo kameh
Kamanakan mamak gadih nan jombang
Sumarak anjuang paranginan
Limpapeh rumah nan gadang
Baitu di Minang rang himbaukan
Manuruik adat di Minangkabau
Sara’ mangato adat mamakai
Sajak tamat mangaji di surau
Umua cukuik bilangan lah sampai
Lah pandai batanak jo manggulai
Lah tau jo padeh asin garam
Lah kameh manyapu lantai
Dari lua sampai ka dalam
Umpamo tanaman dalam parak
Batang gadang daunlah rimbun
Buah lah mangka saparo masak
Mangarang bungo bak antimun
Siriehlah patuik naiak junjuang
Hutang di mandeh ayah jo bundo
Disiko carito mamak kuduang
Isuak disambuang ka tukuaknyo
Banyak contoh ka mamak sabuikkan
Ka jadi suri gadih Minang
Adat jo sara’ ma ajakan
Minggu di muko ka mamak kambang.
Sampaikan salam ka ayah jo bundo
Doakan mamak talakik pulang
Bakumpua kito di hari rayo
Karik jo kabiah samo di jalang..

Minggu, 01 Februari 2015

sumatera tempo doeloe

Judul: Sumatera Tempo Doeloe: Dari Marco Polo sampai Tan Malaka
Judul Asli: Witnesses to Sumatra: A Travellers' AnthologyJudul: Sumatera Tempo Doeloe: Dari Marco Polo sampai Tan Malaka
Judul Asli: Witnesses to Sumatra: A Travellers' Anthology
Penyusun: Anthony Reid
Penyunting: Dewi Anggraeni
ISBN13: 9789793731940
xxiv+ 424 hlm
Penerbit: Komunitas Bambu, 2010

Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari orang-orang yang pernah tinggal di Sumatra. Berbagai laporan, kesan serta kenangan ditulis sebagai warisan yang berharga bagi kita. Ditulis oleh 39 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Penulis terbanyak berasal dari Inggris, yaitu 11 orang. Posisi kedua terbanyak yang berasal dari Portugis dan Belanda masing-masing 5 orang. Posisi ketiga berasal dari Amerika dan Italia, masing-masing 3 orang. Dan dari dalam negeri sendiri, tulisan Tan Malaka serta Muhammad Radjab turut memperkaya kupasan tentang Deli pada awal abad 20. Profesi para penulis ini bermacam-macam. Yang paling banyak adalah sebagai pedagang. Profesi lainnya adalah sebagai wartawan, arkeolog, misionaris, masinis kapal, seniman, pegawai VOC, pegawai EIC, wakil gubernur, pembuat layar kapal, pelancong, ahli bedah, sejarawan, utusan Raja,petualang, penulis, dan sebagainya.

Periode penulisan catatan ini juga berbeda-beda. Tulisan paling awal adalah Sulayman, seorang pedagang Arab yang menceritakan tentang Kerajaan Sriwijaya pada Tahun 851. Periode Abad 13-14 ditulis oleh Marco Polo dan Ibn. Batutta. Abad ke 15 ditulis oleh 5 orang. Abad 17 ditulis 10 orang. Abad 18 oleh 3 orang, abad 19 oleh 10 orang, serta periode abad 20 ditulis oleh 8 orang.

Anthony Reid menyusun tulisan-tulisan tersebut dalam 7 bagian. Bagian Pertama dimulai dengan pendaratan pertama di Asia Tenggara dan diakhiri Bagian Tujuh yaitu Sumatera sebagai Tanah Jajahan dan Keruntuhannya. Jika kita memilah-milah Sumatra dengan provinsi yang ada sekarang, maka provinsi Nanggroe Aceh Darusallam-lah yang paling banyak diceritakan, yaitu 17 tulisan. Selanjutnya Provinsi Sumatra Utara, 11 tulisan, Provinsi Sumatra Barat, 4 tulisan, Provinsi Sumatra Selatan 3 tulisan, Provinsi Bengkulu dan Riau masing-masing 2 tulisan. 

Bagaimana orang menyebut Sumatra mula-mula?
Pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta:Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Musafir Arab menyebut pulau Sumatera dengan namaSerendib (tepatnya: Suwarandib). Di kalangan bangsa Yunani purba, Pulau Sumatra sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai (Barus). 

Pertanyaan utama ialah, apa yang menarik bagi para orang zaman dulu datang ke Sumatra? Jawabannya: Karena emas. Selain itu, selama abad 16 dan 17, Sumatra menjadi penghasil lada terbesar di pasar internasional. Tidak diketahui bagaimana lada bisa menjadi komoditi utama, namun diduga pedagang dari India yang membawa lada ke Sumatra untuk ditanam sebab sebelumnya sudah berhasil ditanam di Malabar. Selanjutnya Sumatra menjadi koloni yang menguntungkan bagi Belanda karena hasil tanahnya yang diolah dalam perkebunan karet, kelapa sawit, teh, coklat, dan tembakau menjadi komoditas dagang yang paling populer.

Catatan Perjalanan
Dalam buku ini, Orang Eropa yang pertama kali mengunjungi Sumatra adalah Marco Polo. Karena tulisannyalah, akhirnya menyebabkan banyak orang Eropa mendatangi Pulau yang tersohor karena emas dan keindahan alamnya ini. Diperkirakan ia mengunjungi Sumatra pada Tahun 1290an. Selanjutnya diikuti oleh Cornelis de Houtman dari Belanda pada tahun 1596 di Malaka. Pada awalnya orang-orang dari Eropa datang ke Sumatra tujuannya adalah berdagang. Namun tidak hanya perdagangan yang dibawa oleh orang-orang itu, namun juga agama dan budaya. Baik Portugis, Belanda, maupun Inggris tidak ada yang berani menguasai kerajaan-kerajaan (Islam) yang ada di Sumatera. Inggris membuat pangkalan dagang di Bencoleen (Bengkulu) sejak 1700, dan Belanda membuat pangkalan dagang di Padang (sejak 1660an), sedangkan Inggris mendapat keistimewaan berdagang dengan Aceh. Pelayaran berbulan-bulan di laut, masuk dan keluar pelabuhan, kesan pada alam dan orang di daerah baru, membuat salah seorang dari rombongan untuk membuat tulisan perjalanan.

Jalur perdagangan untuk mencapai Sumatra terdiri dari tiga jalur, lewat Selat Malaka, Selat Sunda, atau melewati Semenanjung Malaya. Jalur Selat Malaka menjadi favorit sebab lautnya tidak seganas barat sumatra, komoditas yang diperdagangkan lebih bervariasi seperti lada, kapur barus, kain sutra, emas.

Emas yang disebut-sebut di Sumatra diincar oleh pendatang yang datang ke Minangkabau. Tempat yang diduga banyak mengandung emas ada di daerah Tanah Datar. Thomas Dias, utusan VOC, merasa perlu menjalin hubungan dengan raja di Pagaruyung agar memperoleh akses dagang dengan penambang emas di sana. William Damper (Inggris) mencatat bahwa di Aceh karena tambang emas dan seringnya orang asing datang, orang Aceh jadi hidup kaya dan berlimpah (h.133). Dampier mengatakan bahwa emas di Aceh dari gunung yang letaknya jauh dari Aceh,letaknya lebih dekat ke pantai barat daripada Selat Malaka (h.134).

Kejayaan Sriwijaya yang pernah gemilang juga memikat Sir Thomas Stanford Rafless mengunjungi Minangkabau untuk mencari sisa-sisa peradaban kuno tersebut. Kunjungannya ke kerajaan Pagaruyung untuk mendapat sekutu dari raja-raja disana, ia tuliskan dalam laporannya ke Inggris pada 1818.

Penelitian mencari reruntuhan kerajaan tersebut digeluti olehFriedrich Schnitger, arkeolog asal Belanda yang menyusuri sungai Barumun di Padang Lawas. Ia menemukan candi yang dinamakan Candi Sangkilon, yang menyimpulkan bahwa pengaruh Hindu dan Budha terdapat wilayah Batak bagian selatan. Schnitger melanjutkan penelitian dua orang geolog sebelumnya yaitu Junghuhn (1847), Von Rosenberg (1878), dan P.V. van Stein Callenfels yang mengunjungi area ini pada 1920.

Populernya tanaman perkebunan karet dan tembakau di awal abad 20, menyebabkan Belanda mendirikan perkebunan di tanah Deli. Manajemen perkebunan yang mendatangkan kuli kontrak dari Jawa dan kehidupan para administrateur perkebunan ditulis oleh suami istri Laslo Szekeley dan Madelon Szekely Lulofs serta Tan Malaka

Prasangka
Francois Bernier (1620-1688) pernah menyarankan di majalah ilmiah Journal des Scavants agar manusia dikategorikan menurut warna kulit, postur dan bentuk muka.Bangsa Eropa merasa bahwa peradaban mereka lebih tinggi dan ras kulit putih lebih unggul dari ras kulit berwarna. Dan sepertinya pengaruh Belanda di nusantara membawa dampak sosial yang tidak sedikit.Pembedaan kelas masyarakat karena status sosial menjadi warisan hingga sekarang ini. Orang Sumatra dalam tulisan orang yang berkunjung ke sini digambarkan dalam stereotipe negatif. Umumnya mereka menggambarkan bahwa orang sumatra adalah bangsa kanibal.

Marco Polo mencatat bahwa penduduk Sumatra adalah penyembah berhala dan pemakan orang. Jika ada yang sakit, maka mereka akan memanggil penyihir (h.10) dan jika yang sakit itu mati, mereka akan menyantap tubuh yang mati hingga ke sumsum dan tulang-tulang orang itu (h.11). Emilio Modigliani, seorang ilmuwan penjelajah asal Italia, menyelidiki Tanah Toba dan mempelajari bagaimana air danau Toba dapat keluar. Ia mendapat kesulitan karena daerah yang berdekatan sedang terjadi perang. Ia bertemu dengan Guru Somalaing, Modigliani tidak dibunuh karena ia dianggap utusan Raja Rum (Roma, Italia) yang dipercaya orang Batak sebagai bangsa yang mengusir Belanda. Modigliani mencatat bahwa pada umumnya, Orang Batak sangat curiga dengan pendatang asing dan tidak segan-segan membunuhnya, namun jika orang Batak sudah mengenal Anda dan persaudaraan sudah terjalin, maka ia rela membela anda dengan nyawanya. (h.252)

Memang ada anggapan di benak orang Eropa bahwa orang batak terkenal kanibal, namun pengalaman Burton mencatat bahwa yang dialaminya justru sebaliknya. Orang Batak di lembah Silindung sangat cinta damai. sampai pada suatu kesimpulan,Richard Burton misionaris yang bertugas di Tanah Toba mencatat bahwa perilaku orang batak yang cinta damai kemungkinan adalah wujud ketakutan dan pengaruh takhyul jahat yang mengekang.(h.221). Selain itu Burton berkesimpulan mengapa Orang Batak tidak penakut, karena dalam konsep berpikir Orang Batak tidak ada pahala dan hukuman di masa depan, mereka membayangkan akan semakin kuat jika roh berpisah dari raga (h.228).

Dampier juga mencatat perilaku orang Cina di Aceh. Jika aktivitas dagang sedang susah, maka aktivitas judi yang meningkat. Orang Cina suka dan pandai berjudi, diibaratkan Hidup tanpa judi sama dengan hidup tanpa makan (h.137).

Inferior
Sekalipun bangsa Eropa beranggapan bahwa ras mereka adalah ras yang unggul dibanding ras lain, namun untuk alasan tertentu mereka harus mengikuti aturan dimana mereka berpijak. Beberapa Penulis kisah perjalanan ini menuliskan betapa wibawa raja di Sumatra diterima dengan takut dan hormat oleh para pedagang yang hendak berniaga di sana. Ini menunjukkan bahwa budaya timur tidak inferior pada budaya barat yang (katanya) maju.

Francois Martin (Prancis) mencatat pada Tahun 1602 di Aceh, setelah memberikan barang pecah belah dan hadiah pada raja, raja menghadiahkan pakaian khas daerah Aceh kepada Jenderal kapal Monsieur de la Berdelieredan meminta supaya dikenakan di hadapan raja (h.73). Senada dengan hal itu, Thomas Bowrey (Inggris) mencatat pada tahun 1678, pada masa pemerintahan ratu Aceh, mereka menghadap sang ratu. Setelah memberi hadiah pada Ratu, Ratu juga menghadiahkan pakaian dan sorban kepada komandan kapal Inggris. Para pejabat istana akan membantu komandan kapal mengenakan pakaian hadiah tersebut karena ia harus mengenakannya saat itu juga (h.126).Thomas Forrest (Inggris) mencatat ketika ia menghadap raja Aceh, ia duduk dalam keadaan telanjang kaki lalu bersila dengan menekuk kaki dalam-dalam. menurut saya pose duduk seperti ini melelahkan (h.273). Walter Murray Gibson, petualang dari Amerika mencatat ketika ia menerima jamuan dari raja Palembang, ia mencicipi hidangan sarang burung walet.Bayangkan, wadah untuk meletakkan dan menetaskan telur, dan tempat bagi anak-anak burung membuang kotoran beberapa hari sebelumnya, kini disajikan kepada perut saya yang beradab sebagai wujud kemewahan dari perjamuan ala Timur! (h.296). 

Nasib Buruh Kebun Deli
Dua penulis Indonesia ini awalnya tidak masuk dalam daftar para penulis buku ini. Namun, Anthony Reid mengusulkan kepada Oxford University Press supaya memasukkan tulisan Tan Malaka dan Muhammad Radjab ke dalam buku ini. Kedua penulis ini sama-sama menyoroti perlakuan yang tidak fair para pelaku bisnis perkebunan kepada para kuli kontrak. Apa yang dituliskan (walaupun fiksi) oleh suami istri Lulofs, tidak jauh berbeda dengan tulisan Tan Malaka dan Radjab. Tan Malaka sempat menjadi asisten inspektur sekolah khusus buruh Indonesia di perkebunan Senembah Company, sedangkan Rajab menulis laporan perjalanannya untuk tempat kerjanya, Kantor Berita Antara. 

Tema yang diangkat kedua penulis ini mengenai perkebunan Deli adalah kemiskinan kaum buruh. Rajab mencatat bahwa kemiskinan disebabkan bukan karena produksi perkebunan yang kurang, tapi keserakahan para pemilik kebun pribumi yang tidak kenal belas kasihan memeras tenaga buruh untuk kekayaan pribadi (h.374). Sementara Tan Malaka menyoroti gaji buruh pribumi yang rendah. Gaji yang rendah menyebabkan si buruh berutang, dan utang menyebabkan si buruh berjudi, dan akibat kalah judi, si buruh harus mengikat kontrak lagi. Malaka menambahkan 90% dari buruh tersebut tak punya harapan untuk naik pangkat (h.334).

Kritis
Satu hal telah terbukti dengan membaca kisah tulisan ini bahwa ungkapan yang dikatakan Bung Karno bahwa Belanda telah menjajah Indonesia selama 3,5 abad adalah tidak benar. Kolonialisme baru terjadi pada abad 18. Selain itu, dulu belum ada konsep negara kesatuan Indonesia, Yang terjadi sesungguhnya adalah Belanda dibuat pusing dengan perlawanan rakyat (Sumatra) yang dahsyat, sebut saja Perang Aceh (1873-1904) dan Perang Padri (1821-1837).

[image error]
Pohon geulumpang atau kelumpang (Sterculia foetida, LINN), yang tumbuh di halaman Mesjid Raya, oleh pihak Belanda dinamakan Kohlerboom (pohon Kohler) karena tak jauh dari situ Jenderal Kohler tewas pada tanggal 14 April 1873.


Kehadiran terjemahan buku ini cukup menambah perbendaharaan buku-buku sejarah yang sudah ada, Walau disusun untuk para pembaca Eropa, buku ini tidak kalah menarik, sebab kita membaca dari tulisan orang pertama yang menyaksikan dan yang berkunjung langsung ke Sumatra, walaupun akan ada perbedaan konteks karena jarak penulisan yang cukup jauh dengan zaman sekarang dan mungkin terjadi perbedaan makna karena telah melalui proses penerjemahan dari bahasa asli ke bahasa inggris baru ke bahasa indonesia. Masih banyak misteri yang belum terungkap pada Sumatra. Tugas kita selaku pembaca (generasi) sekarang adalah mengkritisi dan mempersempit jarak, Mengkritisinya dengan cara membaca sumber-sumber lain, mendiskusikan, serta merekonstruksi Sumatra menjadi suatu pemahaman yang utuh. Sebab Sumatra juga adalah kekayaan Indonesia.
Penyusun: Anthony Reid
Penyunting: Dewi Anggraeni
ISBN13: 9789793731940
xxiv+ 424 hlm
Penerbit: Komunitas Bambu, 2010

Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari orang-orang yang pernah tinggal di Sumatra. Berbagai laporan, kesan serta kenangan ditulis sebagai warisan yang berharga bagi kita. Ditulis oleh 39 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Penulis terbanyak berasal dari Inggris, yaitu 11 orang. Posisi kedua terbanyak yang berasal dari Portugis dan Belanda masing-masing 5 orang. Posisi ketiga berasal dari Amerika dan Italia, masing-masing 3 orang. Dan dari dalam negeri sendiri, tulisan Tan Malaka serta Muhammad Radjab turut memperkaya kupasan tentang Deli pada awal abad 20. Profesi para penulis ini bermacam-macam. Yang paling banyak adalah sebagai pedagang. Profesi lainnya adalah sebagai wartawan, arkeolog, misionaris, masinis kapal, seniman, pegawai VOC, pegawai EIC, wakil gubernur, pembuat layar kapal, pelancong, ahli bedah, sejarawan, utusan Raja,petualang, penulis, dan sebagainya.

Periode penulisan catatan ini juga berbeda-beda. Tulisan paling awal adalah Sulayman, seorang pedagang Arab yang menceritakan tentang Kerajaan Sriwijaya pada Tahun 851. Periode Abad 13-14 ditulis oleh Marco Polo dan Ibn. Batutta. Abad ke 15 ditulis oleh 5 orang. Abad 17 ditulis 10 orang. Abad 18 oleh 3 orang, abad 19 oleh 10 orang, serta periode abad 20 ditulis oleh 8 orang.

Anthony Reid menyusun tulisan-tulisan tersebut dalam 7 bagian. Bagian Pertama dimulai dengan pendaratan pertama di Asia Tenggara dan diakhiri Bagian Tujuh yaitu Sumatera sebagai Tanah Jajahan dan Keruntuhannya. Jika kita memilah-milah Sumatra dengan provinsi yang ada sekarang, maka provinsi Nanggroe Aceh Darusallam-lah yang paling banyak diceritakan, yaitu 17 tulisan. Selanjutnya Provinsi Sumatra Utara, 11 tulisan, Provinsi Sumatra Barat, 4 tulisan, Provinsi Sumatra Selatan 3 tulisan, Provinsi Bengkulu dan Riau masing-masing 2 tulisan. 

Bagaimana orang menyebut Sumatra mula-mula?
Pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta:Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Musafir Arab menyebut pulau Sumatera dengan namaSerendib (tepatnya: Suwarandib). Di kalangan bangsa Yunani purba, Pulau Sumatra sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai (Barus). 

Pertanyaan utama ialah, apa yang menarik bagi para orang zaman dulu datang ke Sumatra? Jawabannya: Karena emas. Selain itu, selama abad 16 dan 17, Sumatra menjadi penghasil lada terbesar di pasar internasional. Tidak diketahui bagaimana lada bisa menjadi komoditi utama, namun diduga pedagang dari India yang membawa lada ke Sumatra untuk ditanam sebab sebelumnya sudah berhasil ditanam di Malabar. Selanjutnya Sumatra menjadi koloni yang menguntungkan bagi Belanda karena hasil tanahnya yang diolah dalam perkebunan karet, kelapa sawit, teh, coklat, dan tembakau menjadi komoditas dagang yang paling populer.

Catatan Perjalanan
Dalam buku ini, Orang Eropa yang pertama kali mengunjungi Sumatra adalah Marco Polo. Karena tulisannyalah, akhirnya menyebabkan banyak orang Eropa mendatangi Pulau yang tersohor karena emas dan keindahan alamnya ini. Diperkirakan ia mengunjungi Sumatra pada Tahun 1290an. Selanjutnya diikuti oleh Cornelis de Houtman dari Belanda pada tahun 1596 di Malaka. Pada awalnya orang-orang dari Eropa datang ke Sumatra tujuannya adalah berdagang. Namun tidak hanya perdagangan yang dibawa oleh orang-orang itu, namun juga agama dan budaya. Baik Portugis, Belanda, maupun Inggris tidak ada yang berani menguasai kerajaan-kerajaan (Islam) yang ada di Sumatera. Inggris membuat pangkalan dagang di Bencoleen (Bengkulu) sejak 1700, dan Belanda membuat pangkalan dagang di Padang (sejak 1660an), sedangkan Inggris mendapat keistimewaan berdagang dengan Aceh. Pelayaran berbulan-bulan di laut, masuk dan keluar pelabuhan, kesan pada alam dan orang di daerah baru, membuat salah seorang dari rombongan untuk membuat tulisan perjalanan.

Jalur perdagangan untuk mencapai Sumatra terdiri dari tiga jalur, lewat Selat Malaka, Selat Sunda, atau melewati Semenanjung Malaya. Jalur Selat Malaka menjadi favorit sebab lautnya tidak seganas barat sumatra, komoditas yang diperdagangkan lebih bervariasi seperti lada, kapur barus, kain sutra, emas.

Emas yang disebut-sebut di Sumatra diincar oleh pendatang yang datang ke Minangkabau. Tempat yang diduga banyak mengandung emas ada di daerah Tanah Datar. Thomas Dias, utusan VOC, merasa perlu menjalin hubungan dengan raja di Pagaruyung agar memperoleh akses dagang dengan penambang emas di sana. William Damper (Inggris) mencatat bahwa di Aceh karena tambang emas dan seringnya orang asing datang, orang Aceh jadi hidup kaya dan berlimpah (h.133). Dampier mengatakan bahwa emas di Aceh dari gunung yang letaknya jauh dari Aceh,letaknya lebih dekat ke pantai barat daripada Selat Malaka (h.134).

Kejayaan Sriwijaya yang pernah gemilang juga memikat Sir Thomas Stanford Rafless mengunjungi Minangkabau untuk mencari sisa-sisa peradaban kuno tersebut. Kunjungannya ke kerajaan Pagaruyung untuk mendapat sekutu dari raja-raja disana, ia tuliskan dalam laporannya ke Inggris pada 1818.

Penelitian mencari reruntuhan kerajaan tersebut digeluti olehFriedrich Schnitger, arkeolog asal Belanda yang menyusuri sungai Barumun di Padang Lawas. Ia menemukan candi yang dinamakan Candi Sangkilon, yang menyimpulkan bahwa pengaruh Hindu dan Budha terdapat wilayah Batak bagian selatan. Schnitger melanjutkan penelitian dua orang geolog sebelumnya yaitu Junghuhn (1847), Von Rosenberg (1878), dan P.V. van Stein Callenfels yang mengunjungi area ini pada 1920.

Populernya tanaman perkebunan karet dan tembakau di awal abad 20, menyebabkan Belanda mendirikan perkebunan di tanah Deli. Manajemen perkebunan yang mendatangkan kuli kontrak dari Jawa dan kehidupan para administrateur perkebunan ditulis oleh suami istri Laslo Szekeley dan Madelon Szekely Lulofs serta Tan Malaka

Prasangka
Francois Bernier (1620-1688) pernah menyarankan di majalah ilmiah Journal des Scavants agar manusia dikategorikan menurut warna kulit, postur dan bentuk muka.Bangsa Eropa merasa bahwa peradaban mereka lebih tinggi dan ras kulit putih lebih unggul dari ras kulit berwarna. Dan sepertinya pengaruh Belanda di nusantara membawa dampak sosial yang tidak sedikit.Pembedaan kelas masyarakat karena status sosial menjadi warisan hingga sekarang ini. Orang Sumatra dalam tulisan orang yang berkunjung ke sini digambarkan dalam stereotipe negatif. Umumnya mereka menggambarkan bahwa orang sumatra adalah bangsa kanibal.

Marco Polo mencatat bahwa penduduk Sumatra adalah penyembah berhala dan pemakan orang. Jika ada yang sakit, maka mereka akan memanggil penyihir (h.10) dan jika yang sakit itu mati, mereka akan menyantap tubuh yang mati hingga ke sumsum dan tulang-tulang orang itu (h.11). Emilio Modigliani, seorang ilmuwan penjelajah asal Italia, menyelidiki Tanah Toba dan mempelajari bagaimana air danau Toba dapat keluar. Ia mendapat kesulitan karena daerah yang berdekatan sedang terjadi perang. Ia bertemu dengan Guru Somalaing, Modigliani tidak dibunuh karena ia dianggap utusan Raja Rum (Roma, Italia) yang dipercaya orang Batak sebagai bangsa yang mengusir Belanda. Modigliani mencatat bahwa pada umumnya, Orang Batak sangat curiga dengan pendatang asing dan tidak segan-segan membunuhnya, namun jika orang Batak sudah mengenal Anda dan persaudaraan sudah terjalin, maka ia rela membela anda dengan nyawanya. (h.252)

Memang ada anggapan di benak orang Eropa bahwa orang batak terkenal kanibal, namun pengalaman Burton mencatat bahwa yang dialaminya justru sebaliknya. Orang Batak di lembah Silindung sangat cinta damai. sampai pada suatu kesimpulan,Richard Burton misionaris yang bertugas di Tanah Toba mencatat bahwa perilaku orang batak yang cinta damai kemungkinan adalah wujud ketakutan dan pengaruh takhyul jahat yang mengekang.(h.221). Selain itu Burton berkesimpulan mengapa Orang Batak tidak penakut, karena dalam konsep berpikir Orang Batak tidak ada pahala dan hukuman di masa depan, mereka membayangkan akan semakin kuat jika roh berpisah dari raga (h.228).

Dampier juga mencatat perilaku orang Cina di Aceh. Jika aktivitas dagang sedang susah, maka aktivitas judi yang meningkat. Orang Cina suka dan pandai berjudi, diibaratkan Hidup tanpa judi sama dengan hidup tanpa makan (h.137).

Inferior
Sekalipun bangsa Eropa beranggapan bahwa ras mereka adalah ras yang unggul dibanding ras lain, namun untuk alasan tertentu mereka harus mengikuti aturan dimana mereka berpijak. Beberapa Penulis kisah perjalanan ini menuliskan betapa wibawa raja di Sumatra diterima dengan takut dan hormat oleh para pedagang yang hendak berniaga di sana. Ini menunjukkan bahwa budaya timur tidak inferior pada budaya barat yang (katanya) maju.

Francois Martin (Prancis) mencatat pada Tahun 1602 di Aceh, setelah memberikan barang pecah belah dan hadiah pada raja, raja menghadiahkan pakaian khas daerah Aceh kepada Jenderal kapal Monsieur de la Berdelieredan meminta supaya dikenakan di hadapan raja (h.73). Senada dengan hal itu, Thomas Bowrey (Inggris) mencatat pada tahun 1678, pada masa pemerintahan ratu Aceh, mereka menghadap sang ratu. Setelah memberi hadiah pada Ratu, Ratu juga menghadiahkan pakaian dan sorban kepada komandan kapal Inggris. Para pejabat istana akan membantu komandan kapal mengenakan pakaian hadiah tersebut karena ia harus mengenakannya saat itu juga (h.126).Thomas Forrest (Inggris) mencatat ketika ia menghadap raja Aceh, ia duduk dalam keadaan telanjang kaki lalu bersila dengan menekuk kaki dalam-dalam. menurut saya pose duduk seperti ini melelahkan (h.273). Walter Murray Gibson, petualang dari Amerika mencatat ketika ia menerima jamuan dari raja Palembang, ia mencicipi hidangan sarang burung walet.Bayangkan, wadah untuk meletakkan dan menetaskan telur, dan tempat bagi anak-anak burung membuang kotoran beberapa hari sebelumnya, kini disajikan kepada perut saya yang beradab sebagai wujud kemewahan dari perjamuan ala Timur! (h.296). 

Nasib Buruh Kebun Deli
Dua penulis Indonesia ini awalnya tidak masuk dalam daftar para penulis buku ini. Namun, Anthony Reid mengusulkan kepada Oxford University Press supaya memasukkan tulisan Tan Malaka dan Muhammad Radjab ke dalam buku ini. Kedua penulis ini sama-sama menyoroti perlakuan yang tidak fair para pelaku bisnis perkebunan kepada para kuli kontrak. Apa yang dituliskan (walaupun fiksi) oleh suami istri Lulofs, tidak jauh berbeda dengan tulisan Tan Malaka dan Radjab. Tan Malaka sempat menjadi asisten inspektur sekolah khusus buruh Indonesia di perkebunan Senembah Company, sedangkan Rajab menulis laporan perjalanannya untuk tempat kerjanya, Kantor Berita Antara. 

Tema yang diangkat kedua penulis ini mengenai perkebunan Deli adalah kemiskinan kaum buruh. Rajab mencatat bahwa kemiskinan disebabkan bukan karena produksi perkebunan yang kurang, tapi keserakahan para pemilik kebun pribumi yang tidak kenal belas kasihan memeras tenaga buruh untuk kekayaan pribadi (h.374). Sementara Tan Malaka menyoroti gaji buruh pribumi yang rendah. Gaji yang rendah menyebabkan si buruh berutang, dan utang menyebabkan si buruh berjudi, dan akibat kalah judi, si buruh harus mengikat kontrak lagi. Malaka menambahkan 90% dari buruh tersebut tak punya harapan untuk naik pangkat (h.334).

Kritis
Satu hal telah terbukti dengan membaca kisah tulisan ini bahwa ungkapan yang dikatakan Bung Karno bahwa Belanda telah menjajah Indonesia selama 3,5 abad adalah tidak benar. Kolonialisme baru terjadi pada abad 18. Selain itu, dulu belum ada konsep negara kesatuan Indonesia, Yang terjadi sesungguhnya adalah Belanda dibuat pusing dengan perlawanan rakyat (Sumatra) yang dahsyat, sebut saja Perang Aceh (1873-1904) dan Perang Padri (1821-1837).

[image error]
Pohon geulumpang atau kelumpang (Sterculia foetida, LINN), yang tumbuh di halaman Mesjid Raya, oleh pihak Belanda dinamakan Kohlerboom (pohon Kohler) karena tak jauh dari situ Jenderal Kohler tewas pada tanggal 14 April 1873.


Kehadiran terjemahan buku ini cukup menambah perbendaharaan buku-buku sejarah yang sudah ada, Walau disusun untuk para pembaca Eropa, buku ini tidak kalah menarik, sebab kita membaca dari tulisan orang pertama yang menyaksikan dan yang berkunjung langsung ke Sumatra, walaupun akan ada perbedaan konteks karena jarak penulisan yang cukup jauh dengan zaman sekarang dan mungkin terjadi perbedaan makna karena telah melalui proses penerjemahan dari bahasa asli ke bahasa inggris baru ke bahasa indonesia. Masih banyak misteri yang belum terungkap pada Sumatra. Tugas kita selaku pembaca (generasi) sekarang adalah mengkritisi dan mempersempit jarak, Mengkritisinya dengan cara membaca sumber-sumber lain, mendiskusikan, serta merekonstruksi Sumatra menjadi suatu pemahaman yang utuh. Sebab Sumatra juga adalah kekayaan Indonesia.